»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Belasan Pulau Terluar Indonesia Berpotensi Konflik

Biak - Sedikitnya 12 wilayah pulau terluar di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berpotensi menimbulkan konflik dengan negara lain sehingga perlu mendapat perhatian dan penanganan serius pemerintah dan instansi terkait, kata Wakil Ketua Tim Ekspedisi Garis Depan Nusantara Prasidi W Sarjana.

Ia menjelaskan di Biak, Provinsi Papua Sabtu, letak 12 pulau terluar Indonesia yang perlu mendapat perhatian pemerintah itu karena berbatasan dengan negara tetangga.

Negara tersebut di antaranya adalah Filipina, Timor Leste, Malaysia, India, Vietnam, Singapura, Australia dan Palau.

Sejumlah terluar itu di antaranya Pulau Sebatek di Nunukan, Kalimantan Timur berbatasan dengan Malaysia, Pulau Rondo di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam berbatasan dengan India, Pulau Sekatung Kepulauan Natuna berbatasan dengan Vietnam, Pulau Mianggas di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina.

Sementara pulau terluar lain yang juga rentan memicu konflik dengan negara lain, lanjut Prasidi, adalah Pulau Berhala di Deli Serdang, Sumatra Utara berbatasan dengan Malaysia, Fanildo, Brass Kabupaten Supiori, Papua dan Pulau Fani Kabupaten Sorong Papua Barat yang berbatasan dengan negara Palau

Sedangkan Pulau Batek di Laut Sawu Kupang, Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Timor Leste serta Pulau Dana di Samudera Hindia Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Australia.

"Pulau terluar yang juga perlu mendapat perhatian yang letaknya berbatasan dengan negara Filipina yakni pulau Marore di Kabupaten Sangihe Provinsi Sulawesi Utara," katanya.

Ia berharap, untuk menjaga kepemilikan 92 pulau terluar di Indonesia perlu melibatkan warga masyarakat setempat serta memberikan tanda batas berupa tugu milik bangsa Indonesia.

Pihaknya mengajak semua masyarakat maupun instansi terkait dan jajaran Pemda setempat untuk bersama-sama menjaga kepemilikan pulau terluar yang dimiliki bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

"Penduduk yang bertempat tinggal dalam kawasan wilayah pulau terluar perlu diberikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga pulau terluar sebagai bagian integral keutuhan NKRI dari Sabang hingga Merauke," katanya.

Tim Ekspedisi Garis Depan Nusantara dijadwalkan pada Minggu (7/3) 2010 akan menancapkan tugu lambang NKRI di Pulau Fanildo Kabupaten Supiori sebagai tanda dan batas kepemilikan pulau terluar di Indonesia. [Antara/FINROLL News]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!