»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Penerimaan Negara dari Freeport Dinilai Tak Berimbang

Jakarta - Selama 40 tahun operasi perusahaan tambang PT Freeport Indonesia, penerimaan negara dari perusahaan ini dipandang belum optimal. "Kita enggak dapat sampai setengah dari keuntungan Freeport," ujar Marwan Batubara, Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies, dalam seminar Tambang Mineral Freeport, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (4/3).

Marwan mengklaim, berdasarkan laporan keuangan Freeport pada 2008, total pendapatan Freeport adalah US$ 3,703 miliar dengan keuntungan US$ 1,415 miliar. Adapun penerimaan negara dari Freeport melalui pajak maupun royalti hanya US$ 725 juta. "Bisa dilihat penerimaan negara lebih kecil daripada Freeport. Ini terbalik dengan sektor migas dimana pemerintah mendapat bagian yang lebih besar," kata Marwan.

Bila ditarik hingga lima tahun ke belakang, periode 2008-2004, berdasarkan laporan Freeport dari situs fcx.com), Marwan menyatakan Freeport menerima total pendapatan US$ 17,893 miliar. Bila diasumsikan pengeluaran biaya operasi dan pajak 50 persen, maka total penerimaan bersih Freeport adalah US$ 8,964 miliar. Sementara itu total pendapatan negara dalam kurun waktu 2004-2008 lewat royalti mencapai US$ 4,411 miliar.

Saat ini wilayah penambangan Freeport mencapai 2,6 juta hektare atau setara 6,2 persen luas Provinsi Papua. Luas wilayah operasi Freeport ini mengalami kenaikan yang sangat besar bila dibandingkan awal aktivitas eksplorasinya pada 1967. Saat itu luas wilayah konsensi hanya 10.908 hektare.

Begitu pula dengan potensi biji logam yang awalnya sebesar 32 juta ton, naik menjadi 2 miliar ton pada 1995, dan pada 2005 potensi tambang Grasberg mencapai 2,822 juta ton metrik bijih logam. [Ratnaning Asih/TEMPO Interaktif]

1 komentar:

  1. Sungguh ironis daerah papua,negeri dgn kandungan yg mineral yg melimpah,tapi rakyatnya bodoh dan dilingkupi kemiskinan,mengapa pemerintah diam sj karena banyak pejabat yg korup dan bermental perampok,bersenang-senang diatas penderitaan dan kebodohan rakyat.

    BalasHapus

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!