Juga Dukung 1 Mei Ditetapkan Sebagai Libur Nasional
JAYAPURA - Guna memberikan pemahaman dan penjelasan yang benar mengenai sejarah kembalinya Irian Barat (sekarang Papua) ke dalam Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pemerintah Provinsi (Pemprov) akan membentuk tim sejarah yang bertugas membuat buku sejarah tentang pelurusan sejarah kembalinya Irian Barat ke NKRI.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Drs. Tedjo Soeprapto pada upacara bendera peringatan ke-45 kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI di Stadion Mandala, Sabtu (3/5).
Menurut Bas Suebu, buku sejarah kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi itu, nantinya akan dijadikan sebuah kurikulum lokal yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah, mulai tingkat SD hingga SMA.
Dirinya minta agar buku sejarah tersebut dapat segera direalisasikan, karena sudah menjadi kebutuhan dan kepentingan bersama guna memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh komponen masyarakat yang ada di wilayah Papua.
"Sebenarnya buku-buku sejarah tentang kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI sudah ada dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah, namun kami ingin ada buku-buku sejarah yang diterbitkan kembali untuk mencapai kebutuhan buku yang sudah," ujar Sekda menambahkan saat ditanya Cenderawasih Pos.
Dijelaskan, yang terpenting dari sejarah itu sendiri adalah harus bisa diajarkan kembali di sekolah-sekolah. Sebab, buku-buku bahan dan materi sejarah sudah ada, namun bagaimana bisa membuatkan kembali buku-buku pelurusan sejarah tentang kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI.
Sebab, masih adanya pihak-pihak yang masih mempersoalkan tentang kebenaran sejarah kembalinya Irian Barat ke NKRI, akibat mereka kurang mendapatkan pemahaman yang benar, karena minimnya buku-buku tentang sejarah itu sendiri.
Disinggung usulan dari komponen pejuang agar 1 Mei dijadikan sebagai hari libur nasional keutuhan Bangsa, Sekda sangat mendukungya. Sebab, 1 Mei adalah momentum yang sangat bersejarah, bukan saja bagi masyarakat Papua, tapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia.
"Makanya kami dari Pemerintah Provinsi bukan saja mendukung, tapi terus mendorong kepada Pemerintah Pusat agar 1 Mei dapat dijadikan hari libur nasional, karena itu merupakan sejarah besar bagi Bangsa Indonesia," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu juga, pihaknya menghimbau kepada kelompok-kelompok yang masih belum sepaham bahwa di tengah-tengah gelora pembangunan yang sedang digalakkan, agar bisa kembali ke ibu pertiwi NKRI untuk bersama-sama dan bersatu membangun daerah ini agar lebih maju seperti daerah-daerah lainnya.
"Perbedaan-perbedaan pandangan dalam kelompok dinegara demokrasi sah-sah saja, namun menyangkut kedaulatan dan eksistensi NKRI dari sabang sampai Merauke harus tetap dijaga dan ditegakkan," tegasnya.
Sebab kata mantan Kepala BPMD itu, daerah ini tidak akan bisa membangun jika rakyatnya masih berpikir terpecah-pecah dan terkotak-kotak. Sebab, sesungguhnya daerah ini memiliki potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun, tapi itu bisa terwujud jika ada persatuan dan kesatuan.
Sementara itu, pelaksanaan upacara peringatan ke-45 Kembalinya Irian Barat ke NKRI yang dipusatkan di Lapangan Mandala, Sabtu (3/5) berlangsung meriah, seperti halnya upacara 17 Agustus.
Peserta upacara ini, melibatkan pasukan dari ketiga angkatan yakni TNI-AD, AL, AU dan kepolisian, serta PNS dan kalangan pelajar dari SD hingga SMA.
Menariknya, dalam upacara ini, seluruh pasukan pengibar bendera merah putih (Paskibra) mengunakan pakaian adat Papua.
Layaknya, upacara 17 Agustus, upacara peringatan kembalinya Irian Barat ke NKRI itu juga dibacakan teks Pancasila oleh Sekda Papua selaku Inspektur Upacara, dan teks UUD 1945 dari pemuda KNPI.
Di tengah-tengah acara, juga dibacakan 4 poin ikrar komponen bangsa Indonesia di Tanah Papua yang dibacakan Ketua Forum Komunikasi Generasi Muda Pejuang Pembebasan Irian Barat, Nico Maury. Antara lain, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi untuk menetapkan 1 Mei sebagai hari keutuhan bangsa dan diperingati di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke serta dijadikan sebagai hari libur nasional.Upacara ini, dihadiri sejumlah pejabat TNI/ Polri dan Sipil, diantara Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Geerhan Lantara, Danlanud Jayapura Kolonel Pnb.Dedi Permadi, MMDS, Wadanlantamal X Kolonel Laut (P) Toto Permanto, Bupati Keerom Drs.Celcius Watae, dan Wakil Walikota, Soejarwo, BE. (lmn/Cpos/050508)
JAYAPURA - Guna memberikan pemahaman dan penjelasan yang benar mengenai sejarah kembalinya Irian Barat (sekarang Papua) ke dalam Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pemerintah Provinsi (Pemprov) akan membentuk tim sejarah yang bertugas membuat buku sejarah tentang pelurusan sejarah kembalinya Irian Barat ke NKRI.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Drs. Tedjo Soeprapto pada upacara bendera peringatan ke-45 kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI di Stadion Mandala, Sabtu (3/5).
Menurut Bas Suebu, buku sejarah kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi itu, nantinya akan dijadikan sebuah kurikulum lokal yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah, mulai tingkat SD hingga SMA.
Dirinya minta agar buku sejarah tersebut dapat segera direalisasikan, karena sudah menjadi kebutuhan dan kepentingan bersama guna memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh komponen masyarakat yang ada di wilayah Papua.
"Sebenarnya buku-buku sejarah tentang kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI sudah ada dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah, namun kami ingin ada buku-buku sejarah yang diterbitkan kembali untuk mencapai kebutuhan buku yang sudah," ujar Sekda menambahkan saat ditanya Cenderawasih Pos.
Dijelaskan, yang terpenting dari sejarah itu sendiri adalah harus bisa diajarkan kembali di sekolah-sekolah. Sebab, buku-buku bahan dan materi sejarah sudah ada, namun bagaimana bisa membuatkan kembali buku-buku pelurusan sejarah tentang kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI.
Sebab, masih adanya pihak-pihak yang masih mempersoalkan tentang kebenaran sejarah kembalinya Irian Barat ke NKRI, akibat mereka kurang mendapatkan pemahaman yang benar, karena minimnya buku-buku tentang sejarah itu sendiri.
Disinggung usulan dari komponen pejuang agar 1 Mei dijadikan sebagai hari libur nasional keutuhan Bangsa, Sekda sangat mendukungya. Sebab, 1 Mei adalah momentum yang sangat bersejarah, bukan saja bagi masyarakat Papua, tapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia.
"Makanya kami dari Pemerintah Provinsi bukan saja mendukung, tapi terus mendorong kepada Pemerintah Pusat agar 1 Mei dapat dijadikan hari libur nasional, karena itu merupakan sejarah besar bagi Bangsa Indonesia," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu juga, pihaknya menghimbau kepada kelompok-kelompok yang masih belum sepaham bahwa di tengah-tengah gelora pembangunan yang sedang digalakkan, agar bisa kembali ke ibu pertiwi NKRI untuk bersama-sama dan bersatu membangun daerah ini agar lebih maju seperti daerah-daerah lainnya.
"Perbedaan-perbedaan pandangan dalam kelompok dinegara demokrasi sah-sah saja, namun menyangkut kedaulatan dan eksistensi NKRI dari sabang sampai Merauke harus tetap dijaga dan ditegakkan," tegasnya.
Sebab kata mantan Kepala BPMD itu, daerah ini tidak akan bisa membangun jika rakyatnya masih berpikir terpecah-pecah dan terkotak-kotak. Sebab, sesungguhnya daerah ini memiliki potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun, tapi itu bisa terwujud jika ada persatuan dan kesatuan.
Sementara itu, pelaksanaan upacara peringatan ke-45 Kembalinya Irian Barat ke NKRI yang dipusatkan di Lapangan Mandala, Sabtu (3/5) berlangsung meriah, seperti halnya upacara 17 Agustus.
Peserta upacara ini, melibatkan pasukan dari ketiga angkatan yakni TNI-AD, AL, AU dan kepolisian, serta PNS dan kalangan pelajar dari SD hingga SMA.
Menariknya, dalam upacara ini, seluruh pasukan pengibar bendera merah putih (Paskibra) mengunakan pakaian adat Papua.
Layaknya, upacara 17 Agustus, upacara peringatan kembalinya Irian Barat ke NKRI itu juga dibacakan teks Pancasila oleh Sekda Papua selaku Inspektur Upacara, dan teks UUD 1945 dari pemuda KNPI.
Di tengah-tengah acara, juga dibacakan 4 poin ikrar komponen bangsa Indonesia di Tanah Papua yang dibacakan Ketua Forum Komunikasi Generasi Muda Pejuang Pembebasan Irian Barat, Nico Maury. Antara lain, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi untuk menetapkan 1 Mei sebagai hari keutuhan bangsa dan diperingati di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke serta dijadikan sebagai hari libur nasional.Upacara ini, dihadiri sejumlah pejabat TNI/ Polri dan Sipil, diantara Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Geerhan Lantara, Danlanud Jayapura Kolonel Pnb.Dedi Permadi, MMDS, Wadanlantamal X Kolonel Laut (P) Toto Permanto, Bupati Keerom Drs.Celcius Watae, dan Wakil Walikota, Soejarwo, BE. (lmn/Cpos/050508)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!