»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Bupati Maryen Sosialisasikan Satelit, Pansus DPRP Menyatakan Dukungannya

KPDE Biak Numfor

Kedatangan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Dr. Alexander Ivanov dan Dirjen Air Launch Rusia, Anatoly Karpov, ke Kabupaten Biak Numfor, terkait rencana peluncuran satelit di Biak mengundang perhatian Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Papua (Pansus DPRP) untuk mendengar langsung apa itu Air Launch System. Untuk itu, dipimpin oleh Ketua Pansus, Hakim Ahmat, mereka bertemu Bupati Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen, S.Sos MM guna mendengar langsung mengenai Air Launch System, termasuk manfaat dan mekanisme peluncuran satelit dengan teknologi Air Launch System (ALS) milik Rusia itu.

Dua kali berturut-turut Bupati Biak Numfor memberikan sosialisasi mengenai Air Launch System. Pertama dilakukan di Guest House, dan kedua di Gedung Wanita. Selain anggota Pansus, sosialisasi satelit yang langsung disampaikan oleh Bupati Biak Numfor ini juga dihadiri Dewan Adat Byak, DPRD, pimpinan BUMN/BUMD, dan Kepala Dinas/Badan/Kantor dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Biak Numfor. Dengan didukung video/invokus tentang Air Launch System, Bupati dengan lugas dan jelas menerangkan satu persatu bagian dari proyek peluncuran satelit berteknologi Air Launch System.

Menurut Bupati Maryen, panjang roket pendorong/peluncur adalah 32.5 meter, diameter 32 meter, berat roket/peluncur diperkirakan 100 ton dan daya angkut roket diatas 4 ton. Sarana roket peluncur terdiri dari 3 bagian roket, yaitu, roket pertama menggunakan NK-43 m Liquid Propplent Engine. Roket kedua, menggunakan “I” Booster dari Soyuz-2 LV. Bagian ketiga, ujung roket berisi sarana pengangkut yang akan membawa satelit ke posisi orbitnya. Adapun proses penggabungan satelit dengan roket peluncur yang ada di dalam pesawat pengangkut dilakukan di Bandara Frans Kaisiepo Biak.

Kemudian, Bupati Maryen menerangkan proses peluncuran satelit berteknologi ALS. Peluncuran satelit Air Launch System ini, satelit tidak diluncurkan dari darat seperti di Tanjung Keneddy, Florida Amerika Serikat, namun satelit diluncurkan dari udara. Jika proyek ini dilakukan dari Biak, awalnya satelit berikut roket pendorong diangkut oleh pesawat Antonov AN-124-100 Russlan dari Bandara Frans Kaisiepo Biak ke arah Utara menuju ke lintang 0 derajat Garis Kathulistiwa.

Setelah mencapai ketinggian 33.000 fet atau 11.000 meter dari permukaan laut atau sekitar 500 km dari Kota Biak, pesawat melakukan manuver keatas dan kebawah hingga mencapai posisi ideal, kemudian satelit berikut roket pendorong keluar dari badan pesawat menggunakan system pneumatic (menggunakan tekanan udara). Setelah jarak antara roket dan pesawat mencapai 250 meter, secara otomatis roket menyala dan roket mulai melakukan tugasnya membawa satelit ke posisi orbit. Kemudian, pesawat Antonov AN-124-100 Russlan yang membawa satelit itu kembali ke Bandara Frans Kaisiepo Biak setelah melakukan misinya itu.

Jadi menurut Bupati Biak Numfor, Bandara Frans Kaisiepo hanya digunakan sebagai landasan pacu pesawat Antonov AN-124-100 Russlan dan fasilitas penunjangnya. Roket dan satelit tidak diluncurkan dari Pulau Biak melainkan di perairan Internasional minimum 400 km dari Pulau Biak. Dan yang perlu digaris-bawahi, bahwa pesawat, roket dan satelit menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, karena bahan bakar yang digunakan tidak beracun dan tidak beradiasi nuklir yaitu oksigen cair dan kerosene (minyak tanah). Operasi peluncuran roket dan satelit di lautan pasifik hanya dapat disaksikan melalui layar monitor/TV.

Malah, kata Bupati Biak Numfor, proyek Air Launch System akan meningkatkan perekonomian di Biak, yang pada akhirnya mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Dijelaskan Bupati, bahwa Kabupaten Biak Numfor tidak memiliki potensi tambang maupun gas sebagaimana daerah lain, namun Tuhan menganugerahi Pulau Biak berada tepat di Garis Kathulistiwa.

Atas posisinya yang strategis itu, Bupati Maryen mengaku, selama ini dirinya memutar otak (berfikir) agar posisi strategis itu bisa mendatangkan “uang” untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dan ternyata, Tuhan menunjukkan jalan, yakni investasi berskala besar berupa proyek peluncuran satelit dari udara yang sangat cocok dilakukan di Biak. Dengan posisi strategisnya itu, praktis Biak sangat dekat dengan orbit dimana satelit akan ditempatkan, sehingga mengirit biaya sangat signifikan.

Jika satelit diluncurkan dari Amerika Serikat, maka membutuhkan biaya perkilonya mencapai 35.000 US$, jika diluncurkan dari Brazil memakan biaya perkilonya 17.000 US$, dan jika diluncurkan dari Biak membutuhkan biaya perkilonya hanya 3.500 US$. Pada hari peluncuran nanti, kata Bupati, ribuan orang datang menyaksikannya. Mereka tentu membutuhkan penginapan, transportasi, belanja dan makan, pada saat itulah perputaran uang di Biak meningkat. Sedangkan proyek itu membutuhkan 3000 sampai 4000 tenaga kerja yang akan diprioritaskan dari local.

“Dulu kita memiliki Hotel Marauw dan PT. BMJ yang mampu penyedot ribuan tenaga kerja, namun kini dua mesin pengungkit ekonomi itu telah tutup. Maka itu, proyek peluncuran satelit inilah yang mampu membuka kembali lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita,” ujar Bupati Maryen.

Disamping itu, lanjut Bupati, dengan proyek peluncuran satelit keuntungan multy player efeck bagi pemerintah daerah sangat terbuka. Dimana penerimaan daerah akan meningkat signifikan, dan hasil kerajinan tangan masyarakat berupa ukir-ukiran bakal terjual mengingat orang asing banyak berdatangan ke Biak. Rumah makan, restorant, perhotelan, transportasi juga bakal bertambah ramai.

Tidak hanya itu, Bupati Biak Numfor menambahkan, jika Air Launch System di Biak berhasil, maka Provinsi Papua berencana meluncurkan satelit sendiri, sehingga siswa sekolah maupun mahasiswa mendapat kemudahan mengakses internet dari rumah masing-masing tanpa membayar. Dengan satelit itu, pihak RSUD Biak Numfor bekerja sama dengan rumah sakit luar negeri, dapat melakukan operasi jarak jauh yang pandu oleh dokter spesialis melalui layar televisi.

Ditemui secara terpisah, Ketua Pansus DPRP Papua, mengaku, setelah mendengar langsung sosialisasi proyek peluncuran satelit, maka pihaknya mendukung proyek peluncuran satelit dengan teknologi Air Launch System. Dan apa yang didengarnya ini akan dibawa ke Jayapura untuk diteruskan kepada Pangdam Cenderawasih, Kapolda dan Danlantamal. Selain itu, pihaknya akan ke Jakarta bertemu Menteri Pertahanan dan Menristek, LAPAN, BIN, BAIS dan Dewan Ketahanan Nasional, dan setelah itu berkunjung ke Rusia melihat dari dekat persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pihak Rusia apakah mereka benar-benar akan berinvestasi di Biak.

Kunjungan ke Rusia juga untuk mendapat kepastian, apakah yang dipresentasikan di Biak sesuai dengan kenyataan di Rusia. Pasalnya, ini sebuah peluang investasi besar di Papua. Disamping itu, harus diupayakan pola-pola magang, dimana putra-putra Papua dikirim magang ke Rusia dalam rangka peningkatan SDM. “Apa yang kami dapat ini, akan kami rumuskan di tingkat Pansus agar masyarakat Biak benar-benar terlibat langsung dalam proyek ini,” harapnya.

1 komentar:

  1. pemerintah kabupaten biak numfor dan masyarakat harus dukung penuh peluncuran satelit tersebut karena itu merupakan devisa yang sangat besar bagi biak.
    bravo.....biak rasine.

    BalasHapus

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!