»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Sanggar Seni Budaya Biak Lestarikan Musik Arkeologi

JAYAPURA, Sanggar seni budaya di Kabupaten Biak, Papua, merupakan lembaga pendidikan seni tradisional yang dibentuk untuk melestarikan musik bernilai arkeologis dari daerah tersebut.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Biak terdapat dua kelompok musik, yaitu yang berasal dari masa prasejarah dan dari masa sejarah," ujar Kepala Balai Arkeologi Jayapura, Drs.M.Irfan Mahmud,M.Si di Jayapura.

Musik dari masa prasejarah merupakan musik asli yang terus hidup hingga sekarang. Bukti arkeologisnya berupa alat-alat musik seperti tifa dan sandip yang ditabuh, triton dan songger yang ditiup serta sekasas dan parui yang bunyinya dihasilkan dari benturan.

Alat-alat musik ini masih digunakan untuk menyemarakkan berbagai kegiatan kebudayaan masyarakat Biak yang tidak bisa terlepas dari pesta dan nyanyian.

Di Biak terdapat beberapa sanggar yang didirikan untuk mempertahankan dan mengembangkan seni tradisional sebagai salah satu wujud identitas budaya yang mengandung nilai-nilai kehidupan.

Sanggar tersebut antara lain Sanggar Aururi, Sanggar Sorukamasan, Sanggar Binsarandama, Sanggar Sari Sa Iryani dan Sanggar dari Kampung Wouna.

Lebih lanjut Irfan menjelaskan musik bagi orang Biak merupakan bagian terpenting karena memiliki makna yang berkaitan dengan suatu peristiwa sosial, politik maupun reliji.

"Bunyi bagi orang Biak adalah suatu tanda untuk undangan pesta, kegiatan pemujaan, penghimpunan kekuatan, ungkapan kemenangan, keberhasilan dalam beburu atau ratapan," katanya.

Alat musik tradisional Biak yang hingga kini masih digunakan merupakan warisan budaya masa lampau yang bernilai etnik sebagai identitas masyarakat setempat.

Peninggalan ini bermanfaat untuk kegiatan edukasi dalam hal kegiatan penelitian dan pengembangan budaya tradisional serta kepentingan ekonomis yang berkaitan dengan kepariwisataan.

Oleh karena itu, diharapkan pembinaan sanggar-sanggar seni tersebut mendapat perhatian dari semua pihak sehingga walaupun terdapat banyak pengaruh musik dari luar dan perkembangan permusikan cukup pesat, tidak menghilangkan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan. (AntaraNews)

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!