Wilayah Papua di ujung timur Indonesia memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Ada wisata bahari dengan keindahan taman laut, wisata budaya, sejarah, fauna, dan flora. Sayang, semuanya belum digarap secara profesional. Semuanya masih alamiah dan penduduk di wilayah pedalaman masih terkesan sangat primitif.
Jayapura
Sampai tahun 1962 Jayapura disebut Hollandia, kemudian berubah menjadi Kota Baru, Soekarnoputra, dan akhirnya Jayapura. Di sana terdapat sebuah museum yang menyediakan seluruh budaya di Papua seperti ukiran dari berbagai kabupaten, alat perang, alat pertanian tradisional, perahu adat, tenunan adat, tarian, alat dapur nenek moyang dari batu dan kayu, ritus-ritus, dan peninggalan purbakala.
Terdapat pula tugu Jenderal Douglas McArthur peninggalan Perang Dunia II di Sentani. Tentara sekutu pada tahun 1942 telah menjadikan Jayapura sebagai basis kekuatan tentara di Pasifik Selatan melawan Jepang yang bermarkas di Biak. Jayapura pada masa Perang Dunia II menjadi pusat kegiatan intelijen tentara Sekutu.
Di sebelah utara monumen McArthur, pada ketinggian 325 meter terdapat dataran Pegunungan Cyclops dengan puncak Gunung Dofonsoro. Daerah ini sangat indah dan menjadi pangkalan pertahanan McArthur.
Dari puncak Cyclops dapat dipantau Danau Sentani dengan air yang bening biru. Danau seluas 9.670 hektar sebagai tempat mata pencarian penduduk Sentani dan sekitarnya. Danau itu dijadikan tempat rekreasi, memancing dan berlayar santai.
Selain itu, ada juga monumen peringatan pendaratan tentara Sekutu pertama 22 April 1944 di Pantai Hamadi, dipimpin Jenderal Douglas McArthur. Di Taman Imbi, terdapat monumen peringatan Komodor Yos Sudarso yang gugur di Laut Aru melawan tentara Belanda.
Ditemukan pula Pantai Base G dengan pasir putih terhampar luas dan laut yang tembus sinar Matahari sampai ke dasar. Base G adalah pusat logistik tentara Sekutu.
Taman buaya ditemukan di Entrop, lima kilometer dari Kota Jayapura. Di taman itu ditemukan sekitar 25.000 ekor buaya Irian.
Sementara di Teluk Yotefa terdapat tiga kampung tua yang disebut Engros, Tobati, dan Nafri. Dari tiga kampung ini dijumpai adat dan tradisi tua yang sangat khas seperti pemilihan ketua adat, adat perkawinan, dan adat membangun rumah.
Di Danau Sentani terdapat gelanggang remaja untuk rekreasi, mancing ikan, olahraga, dan lomba dayung perahu tradisional. Di danau ini biasanya digelar upacara-upacara adat menjelang pernikahan dan setelah kematian.
Penulis : Kornelis Kewa Ama
[Sumber: Kompas Cetak]
Baca Juga :
>>> Mutiara di Ujung Timur (2): Kemilau Alam di Bumi Perawan
>>> Mutiara di Ujung Timur (3): Mimpi di Puncak Salju Abadi
»»
Mutiara di Ujung Timur (1): Jejak Perang Dunia di Hollandia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!