Biak - Program rehabilitasi lahan kritis yang tersebar di 19 distrik Kabupaten Biak Numfor, Papua hingga tahun 2010, telah terealisasi seluas 5.498 hektare atau 13,09 persen.
Berdasarkan data dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten Biak Numfor yang diperoleh ANTARA di Biak, Sabtu, menyebutkan, total keseluruhan jumlah lahan kritis seluas 42 ribu hektare tersebar pada 19 distrik.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Biak Ir Andreas Lamecki MM ketika dihubungi mengakui, program rehabilitasi hutan dan lahan akan terus dilakukan sebagai upaya menghijaukan lahan kritis yang masih terdapat di berbagai distrik.
Ia menyebutkan, untuk mendukung program rehabilitasi lahan kritis di kabupaten Biak Numfor pihaknya mendapat alokasi dukungan dana dari APBD maupun pemerintah pusat melalui APBN.
Pada tahun 2010 ini, lanjut Andreas, sesuai rencana program dinas kehutanan akan melakukan penghijauan pada lahan kritis seluas 1.000 sampai 1.500 hektare yang tersebar di berbagai distrik.
"Kami harapkan dengan adanya bantuan dana APBD dan anggaran pusat maka kegiatan rehabilitasi lahan kritis di Kabupaten Biak Numfor akan terus berjalan hingga beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Program rehabilitasi lahan kritis dengan gerakan menanam pohon satu orang satu pohon, lanjut Andreas, telah menjadi agenda nasional bangsa Indonesia yang dikoordinir jajaran Kementerian Kehutanan RI seluruh Indonesia.
"Lahan kritis di sejumlah lokasi di Biak perlu dihijaukan dengan gerakan menanam pohon satu orang satu pohon, konsep ini harus menjadi komitmen semua masyarakat di Kabupaten Biak Numfor," imbuh Kadishutbun Andreas Lamecki.
Salah satu bukti nyata program gerakan menanam pohon dilakukan jajaran rimbawan Biak, menurut Andreas, pada 15 Maret 2010 melibatkan masyarakat adat, tokoh agama, aparat kampung Samber Distrik Yendidori untuk melakukan gerakan tanam pohon pada areal satu hektare dengan 625 bibit..(M039/20/03/2010) [Antara/FINROLL News]
»»
Rehabilitasi Lahan Kritis Biak Capai 5.498 Hektare
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saya sbg masyarakat yang peduli thd pembangunan di kabupaten ini, meragukan sekali pernyataan kadishutbun bahwa sdh terealisasi 5.498 ha lahan yg artinya lahan tersebut sdh di tanami bibit tanaman dan tumbuh permanen. Tolong yg berwenang (BPKP)periksa lahan tersebut apa benar demikian??? yg jelas anggaran milyaran rupiah sudah habis untuk mendanai lahan seluas 5.498 ha tersebut.
BalasHapus