Timika, Papua nama ini masih kerap muncul dalam pemberitaan media massa nasional. Namun, berita yang muncul adalah kabar soal penembakan oleh orang tidak dikenal.
Timika adalah ibukota kabupaten Mimika yang terletak di propinsi Papua. Nama Timika atau Mimika juga sangat populer, lantaran di wilayah pegunungan Papua ini beroperasi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia asal Amerika Serikat, yakni Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Melalui PT Freeport Indonesia, selama puluhan tahun mereka telah melakukan penambangan terhadap bijih tembaga, emas dan perak. Kompleks tambang di Grasberg yang berada di jantung wilayah mineral merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, juga mengandung cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia.
Berdasarkan sejumlah data resmi, Mimika tergolong kabupaten yang cukup beruntung. Bahkan, Mimika termasuk kabupetan yang makmur dibandingkan puluhan atau ratusan kabupaten atau kota lainnya di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Kabupaten Mimika membukukan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita tertinggi kedua di Indonesia, setelah Bontang di Kalimantan Timur. PDRB per kapita Mimika Rp295,05 juta per tahun. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan PDB per kapita nasional, Rp24 juta per tahun.
PDB atau PDRB per kapita kerap digunakan sebagai salah satu indikator untuk menentukan kekayaan negara atau wilayah atau menghitung pendapatan nasional/daerah. PDB adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara/daerah pada periode tertentu.
Bukan hanya PDRB yang tinggi, sejumlah indikator lainnya menunjukkan Mimika lebih beruntung ketimbang kabupaten lainnya. Sebut saja misalnya dana bagi hasil sumber alam. Data Hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2009, Kabupaten Mimika mencatat dana bagi hasil Rp424,33 miliar.
Ini adalah dana bagi hasil terbesar untuk sebuah kabupaten di Papua dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Itu juga belum termasuk dana bagi hasil pajak, dana alokasi umum, serta dana alokasi khusus.
Keberadaan areal tambang emas dan tembaga besar di dunia juga menempatkan Papua sebagai propinsi yang memberikan gaji dan upah tertinggi kepada pegawai atau buruh di sana. Rata-rata gaji yang dibayarkan per bulan bagi pekerja di propinsi ini sebesar Rp2,16 juta per bulan. Secara rata-rata ini adalah gaji terbesar di Indonesia jika dibandingkan dengan rata-rata di propinsi lainnya.
Bahkan, Papua juga dikenal sebagai propinsi yang mendapatkan dana otonomi khusus terbesar di Indonesia bersama Aceh dan Papua Barat. Dalam pidatonya saat menyampaikan Nota Keuangan RAPBN 2011 pada Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan pusat menganggarkan dana otonomi khusus 2011 untuk Papua Rp3,1 triliun, Papua Barat Rp1,3 triliun, dan Aceh Rp4,4 triliun. Dana Otsus ini juga sudah diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Bukan hanya itu, kepada Provinsi Papua dan Papua Barat, pemerintah pusat juga mengalokasikan dana tambahan infrastruktur sebesar Rp1,4 triliun.
Selain mengalirkan dana ke Papua, pemerintah pusat juga menerima dividen dari Freeport. Bahkan, Freeport yang meraup untung besar dari Papua merupakan penyumbang dividen terbesar ketiga bagi pemerintah Indonesia, setelah Pertamina dan Telkom. Audit BPK menyebutkan dividen Freeport mencapai Rp2,08 triliun pada 2009. Dividen diperoleh lantaran pemerintah menjadi pemegang saham minoritas, yakni hanya 9,36 persen. Sedangkan, sekitar 90 persen saham di Freeport dimiliki Freeport McMoRan.
Persoalannya, meski rupiah mengalir ke Papua dengan berbagai cara, propinsi yang terdiri atas 28 kabupaten ini masih tergolong paling miskin di Indonesia. Papua menempati urutan kedua setelah Papua Barat dalam hal prosentase penduduk miskin. Angka kemiskinan di Papua Barat sebesar 36,8 persen, sedangkan di Papua sebesar 34,88 persen.
Yang dimaksud dengan penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Angka garis kemiskinan pada Maret 2010 adalah Rp211.726,- per kapita per bulan.
Penduduk miskin tersebut tersebar di 28 kabupaten, termasuk Mimika. Namun, tidak ada data resmi yang menjelaskan bagaimana sesungguhnya kemiskinan di Mimika. Data kemiskinan itu juga mencakup kabupaten Yahukimo, wilayah di pegunungan Papua yang sulit dijangkau dan beberapa kali diberitakan mengalami bencana kelaparan.
Hingga 2010, total jumlah penduduk Papua sebanyak 2 juta jiwa. Mereka umumnya tinggal di wilayah dengan kondisi geografi bergunung-gunung dengan luas wilayah terbesar di Indonesia, yakni 319 ribu kilometer persegi atau 480 kali luas Jakarta. Medan berat inilah yang kerap dituding banyak kalangan menyulitkan upaya pemerintah untuk memperbaiki nasib warga di Papua. [Heri Susanto/VIVAnews ]
»»
Timika di Papua Paling Makmur, Tetapi ....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!