»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Mau Telepon Harus Pergi ke Bukit Sinyal

Biak - Warga kampung Korem, Distrik Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor, punya tekad kuat memacu diri dari ketertinggalan informasi. Ini dibuktikan dengan menjamurnya Telepon Seluler (Ponsel). Namun apa daya, sinyal yang ditunggu tak jua mampir ke distrik tersebut.

Ponsel bagi warga, tak lebih dari sekadar alat mendengar musik belaka. Anak-anak muda yang kebanyakan tak sempat mencicipi pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Memanfaatkan ponsel sebagai gaya hidup.

Mereka bangga bisa menggenggam alat komunikasi mungil itu. Tidak hanya distrik ini yang tak punya sinyal. Tetapi beberapa distrik pemekaran yang berada di wilayah Biak Utara dan begitu juga di distrik Biak Barat keseluruhan, mengalami nasib sama.

Sinyal, menjadi barang langka dan mahal. Di kampung Korem ini, jika warga hendak berkomunikasi dengan sanak keluarga di kota mereka harus mendatangi satu tempat di kampung Gaya Baru yang dinamakan bukit sinyal.
Karena di situ pula ponsel dapat menerima sinyal. Nah, untuk menjangkau bukit sinyal, warga harus meluangkan waktu hingga 30 menit perjalanan dengan sepeda motor atau mengeluarkan kocek untuk ongkos ojek. Festus Boseren, salah seorang warga mengatakan, ponsel miliknya kebanyakan berfungsi sebagai alat dengar musik. “Saya biasa manfaatkan untuk main game. Kalau untuk pakai telepon, paling cuma sekali dalam seminggu. Syukur-syukur bisa ke bukit sinyal,” katanya kepada Bintang Papua ketika ditemui di Kampung Korem, Rabu (25/5).

Pria 20 tahun ini, sangat jarang pergi ke bukit sinyal seorang diri. Ini sangat beralasan, karena dari kampungnya ke bukit sinyal cukup jauh. “Kami biasa berangkat ramai-ramai. Jadi, kalau mau telepon kita ajak kawan-kawan pakai motor ojek.”
Keluhan Festus warga kampung di distrik Biak Utara, ibarat oase di tengah gurun. “Pernah ada seorang caleg yang saat ini sudah menjadi anggota DPRP di provinsi, sewaktu kampanye berjanji akan mengupayakan agar wilayah Biak Utara segera menikmati sinyal HP, tapi tidak pernah diwujudkan,” ucapnya. [pin/aj/erick-BinPa]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!