»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Pemda Biak Gelar Festival Film Pendek Etnik Nusantara

Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor, Papua mengadakan Festival Film Pendek Etnik Nusantara (FFPEN). Kegiatan perfilman tingkat nasional ini memperebutkan hadiah Rp75 Juta.

Rencana pelaksanaan FFPEN disampaikan oleh Adolf AK Baransano, SD selaku Ketua Pelaksana yang juga Ketua Komisi I DPRD Kab. Biak Numfor Papua di Jakarta, Rabu (23/9/2015) malam.

“Festival Film Pendek Etnik Nusantara adalah salah satu program kegiatan berasaskan ‘Kebangkitan Perfilman di Tanah Papua’ dideklarasikan oleh Gubernur Provinsi Papua pada tahun 2014,” kata Adolf.
Panitia FFPEN akan mulai membuka pendaftaran 30 September 2015, dan pelaksanaan malam puncaknya pada tanggal 15 November 2015.

“Kegiatan ini akan menjadikan Kabupaten Biak Numfor dan Provinsi Papua sebagai wilayah Indonesia pertama yang menggelar Festival Film Pendek bernuansa etnik Nusantara,” kata Adolf.
FFPEN terbuka bagi penggiat dan komunitas film dari seluruh Indonesia. Konten film yang akan mendapatkan apresiasi dari tim juri adalah yang mengedepankan potensi dan keragaman budaya Nusantara.
“Kegiatan ini bertujuan mengangkat prestasi dan promosi bagi Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia, terutama Kota Biak,” lanjut Adolf, seraya mengatakan Pemkab Biak telah berkordinasi dengan Pemkab seluruh Indonesia untuk mendukung FFPEN.

Salah seorang dewan juri, Dudung Yuliarso mengatakan, kegiatan FFPEN merupakan proyek percontohan bagi pemda lainnya di seluruh Indonesia.

“Potensi untuk mengembangkan perfilman di seluruh nusantara diawali dengan FFPEN yang baru pertamakalinya ada di Indonesia,” kata Dudung Yuliarso.
Kegiatan ini akan diikuti karya film dari kalangan pelajar, mahasiswa, komunitas dan penggiat perfilman daerah, dengan gaya bertutur anak muda.

Untuk itu genre film yang tepat untuk dikompetisikan adalah genre film pendek dengan durasi 15-30 menit. Ketentuan yang disyaratkan adalah film peserta wajib mengetengahkan potensi dan karakter budaya daerah dalam bentuk fiksi.

Tidak ada bioskop
Bagi Pemda Kabupaten Biak Numfor, kegiatan ini sangat strategis dan penting diselenggarakan karena Pemprov Papua dalam beberapa tahun terakhir rutin menyelenggarakan pagelaran budaya di Kab. Biak Numfor.
“Ini menjadi komitmen Pemda dalam pembangunan sektor pariwisata melalui pengembangan potensi budaya dan adat istiadat. Misi Bupati adalah meningkatkan suasana aman dan damai dalam masyarakat yang dilandasi nili-nilai keagamaan dan nilai adat istiadat,” jelas Adolf.

Dengan adanya kemudahan akses transportasi secara nasional, Biak layak melaksanakan kegiatan bertaraf Nasional bahkan Internasional yang dapat menjadi bagian promosi daerah.

FFPEN didukung Dewan Kesenian Tanah Papua dengan Dewan Juri terdiri Clara Shinta (Artis), Abdulah Yuliarso (Alumni IKJ / Penggiat Perfilman), Nomensen Mambraku (Ketua Dewan Kesenian Tanah Papua), Akhlis Suryapati (Ketua Umum Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia) dan Simon Siby (Seniman Biak)
Menurut Dudung, penggerak FFPEN adalah Biak Indie ( Komunitas Film Biak). Diharapkan langkah Pemda Kabupaten Biak ini dapat menjadi contoh dan diikuti oleh kabupaten-kabupaten lain di Indonesia.
“Walau di Biak tidak ada gedung Bioskop, kegiatan film di Biak dimotori oleh Komunitas Film yang didukung oleh Pemda setempat,” kata Dudung. (tabloidkabarfilm.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!