Biak - Minyak tanah bersubsidi di berbagai pangkalan mulai langka di Kabupaten Biak Numfor, Papua pada Selasa (3/11). Padahal warga membutuhkan bahan bakar minyak ini untuk keperluan memasak.
Sudarno, warga Biak mengakui kelangkaan minyak tanah kerap kali terjadi saat menjelang memasuki hari besar keagamaan seperti Natal sehingga diperlukan penanganan serius aparat berwenang di Kabupaten Biak Numfor. Sejumlah pangkalan minyak tanah di Biak dan sekitarnya sudah mulai kehabisan stok bahan bakar minyak bersubsidi untuk masyarakat kecil.
"Ya kondisi kelangkaan ini terus terjadi sehingga warga yang hanya membutuhkan minyak tanah untuk memasak harus membeli eceran dengan harga lebih mahal Rp 8.000 per liter atau di atas harga ketentuan pokok pemerintah Rp 3.500 per liter," katanya.
Ia mengakui adanya pembelian minyak tanah dalam jumlah besar di pangkalan sehingga suplai dari agen langsung habis. Dia berharap aparat penegak hukum melakukan pengawasan di lapangan karena diindikasikan terjadi penimbunan untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
"Sebagai warga Biak saya minta masalah kelangkaan minyak tanah di beberapa pangkalan perlu diselidiki, ya kenyataan ini terus terjadi hingga saat ini," katanya.
Sebelumnya, Asisten II Sekda, Mahasunu mengakui suplai minyak tanah oleh Pertamina kepada agen di setiap pangkalan tetap rutin sesuai jadwal. "Ada kepanikan warga menjelang hari besar keagamaan sehingga terjadi pembelian dalam jumlah besar di kalangan rumah tangga tertentu," ujarnya.
Hingga Selasa pukul 07.30 WIT, sejumlah agen penjual minyak tanah sudah habis stok sehingga tidak lagi menjual bahan bakar bersubsidi untuk masyarakat kecil. (ANTARAnews)
Sudarno, warga Biak mengakui kelangkaan minyak tanah kerap kali terjadi saat menjelang memasuki hari besar keagamaan seperti Natal sehingga diperlukan penanganan serius aparat berwenang di Kabupaten Biak Numfor. Sejumlah pangkalan minyak tanah di Biak dan sekitarnya sudah mulai kehabisan stok bahan bakar minyak bersubsidi untuk masyarakat kecil.
"Ya kondisi kelangkaan ini terus terjadi sehingga warga yang hanya membutuhkan minyak tanah untuk memasak harus membeli eceran dengan harga lebih mahal Rp 8.000 per liter atau di atas harga ketentuan pokok pemerintah Rp 3.500 per liter," katanya.
Ia mengakui adanya pembelian minyak tanah dalam jumlah besar di pangkalan sehingga suplai dari agen langsung habis. Dia berharap aparat penegak hukum melakukan pengawasan di lapangan karena diindikasikan terjadi penimbunan untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
"Sebagai warga Biak saya minta masalah kelangkaan minyak tanah di beberapa pangkalan perlu diselidiki, ya kenyataan ini terus terjadi hingga saat ini," katanya.
Sebelumnya, Asisten II Sekda, Mahasunu mengakui suplai minyak tanah oleh Pertamina kepada agen di setiap pangkalan tetap rutin sesuai jadwal. "Ada kepanikan warga menjelang hari besar keagamaan sehingga terjadi pembelian dalam jumlah besar di kalangan rumah tangga tertentu," ujarnya.
Hingga Selasa pukul 07.30 WIT, sejumlah agen penjual minyak tanah sudah habis stok sehingga tidak lagi menjual bahan bakar bersubsidi untuk masyarakat kecil. (ANTARAnews)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!