»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Kelaparan di Bumi Papua, Kenapa Harus Terjadi Lagi?

Bencana kelaparan di Yahokimo bukan yang pertama kalinya. pada awal pemerintahan SBY, memasuki tahun pertama yaitu tahun 2005, di Kabupaten Yahokimo juga pernah dilanda bencana kelaparan yang menewaskan kurang lebih 55 orang. Bencana tersebut terjadi karena penduduk gagal panen yang disebabkan curah hujan yang begitu tinggi. Bahkan pihak pemerintah yang menugaskan Aburizal Bakri yang waktu itu menjabat sebagai menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat diperintahkan untuk menyelesaikan kasus kelaparan di bumi Papua. Saat ini, di Kabupaten Yahokimo kembali terjadi bencana yang serupa.

Kini, tepat di ujung di penghujung masa pemerintahan Kabinet Indonesia Indonesia bersatu akan berakhir. Abu Rizal bakrie juga masih duduk dalam pemerintahan, dengan posisi yang sama. Itu artinya diawal dan diakhir pemerintahan SBY kondisi Papua khususnya Yahukimo masih belum banyak berubah, ternyata bencana kelaparan empat tahun lalu kembali terjadi. Padahal kalau dilihat uang yang dikucurkan oleh pemerintah pusat ke Papua tidak sedikit.

Dalam program otonomi khusus sejak tahun 2001 Papua mendapat kucuran dana sebesar Rp20 triliun, kalau saat ini Bupati Yahukimo, Ones Pahabol menyarankan kepada pemerintah, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang dilanda bencana kelaparan di Yahukimo, tentu sudah wajar adanya. Akan tetapi public mungkin jelas tidak menutup mata dengan kucuran dana otonomi khusus. Karena angka Rp 20 triliun adalah sangat besar, apalagi dengna jumlah penduduk yang hanya sekitar 2150 jiwa, dengan luas wilayah sekitar 317.000 km2 lebih.

Kalau dibagi rata kemungkinan akan melimpah, tetapi tentu tidak demikian adanya. Setidaknya roda perekonomian dapat tumbuh dan masyarakat disana akan merasakan dampak dari pembangunan apabila maksimal dana tersebut difungsikan untuk perkembangan dan kemajuan Papua.

Inilah kondisi yang sangat memprihatikan, semestinya pemerintah daerah tidak boleh jatuh pada lubang yang sama, hal tersebut jelas menggambarkan tidak professional pengelolaan anggaran yang selama ini dikucurkan untuk perkembangan dan kemakmuran bumi Papua. Kemana raibnya dana begitu besar yang selama ini dikucurkan dalam otonomi khusus. Jangan sampai dana tersebut masuk ke segelintir elite-elite di Papua yang haus akan uang rakyat atau bahkan ditimbun untuk tujuan lain.

Hendriwan Angkasa
Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat

[Okezone]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!