»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Miras Terus Menghantui Generasi Papua

GERAKAN membangun Papua secara menyeluruh lewat pendidikan, kesehatan, infastruktur tentu menjadi pilihan yang di dengungkan pemerintah lewat Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Bagaimana pun pembangunan terlaksana dibutuhkan SDM yang siap menyalur pembangunan itu. Apalagi terjadinya pemekaran provinsi, Kab/Kota, Distrik dan Kampung-kampung. Pemerintah siap membangun daerah, tetapi tonggak penerus bangsa sulit mendapat tempat, karena minuman keras (Miras) menghantui generasi Papua terus terjadi.

Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah Sorong, Apolos Sewa, SH yang ditemui media ini (24/8) mengatakan pemerintah provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat diminta meninjau kembali perizinan pemasokan minuman keras (Miras) untuk mencegah terjadinya kekerasan selamam ini terjadi pada generasi Papua, lebih lagi kekerasan perempuan dan anak dalam rumah tangga (KDRT).Pemasokan miras jangan hanya dilihat dari sisi penerimaan terhadap retribusi daerah namun harus juga dilihat aspek negatifnya, salah satu penyebab terjadinya berbagai tindakan kejahatan.

Adolfina Kondologit sebagai tokoh perempuan Papua, mengakui, "banyak perempuan dan anak yang menjadi korban KDRT akibat miras. "Jika pemerintah Provinis Papua maupun Papua Barat tidak meninjau regulasi tentang pemasokan Miras maka diprediksi kasus KDRT yang dialami kaum perempuan maupun anak-anak terus bertambah," katanya.

Untuk mengeleminir kasus KDRT di setiap rumah tangga, menurut Adolfina Kondologit, pemerintah Papua maupun Papua Barat melalui instasni terkait dapat menarik kembali peraturan daerah yang menyangkut pemasokan miras ke daerah ini. "Kita sudah mengetahui penyebab KDRT termasuk generasi penerus di Kota Sorong maupun Papua umumnya sangat tinggi karena akibat mengkomsumsi miras tapi kenyataan saat ini pemasokan minuman beralkohol tetap saja terjadi, ungkap Kondologit yang juga ketua Kordintaor Forum Perempuan Papua (FPP) wilayah Kabupaten Sorong.

Ia menambahkan, lihat saja dunia malam saat ini milik generasi muda, bila tidak dicegah munculah kekerasan, pembunuhan, HIV/AIDS karena miras yang merubah prilaku yang baik jadi kurang baik. Lihat saja di Kota Sorong, aktifitas penjualan miras masih marak terjadi di beberapa kios maupun toko di sudut-sudut kota ini dalam beberapa bulan terakhir.

Bahkan, jika pada hari Sabtu dan minggu hari raya pembelian miras di berbagai kios maupun toko mengalami peningkatan signifikan dibanding hari biasanya, terutama pada saat kedatangan kapal penumpang di pelabuhan laut Kota Sorong, terangnya.

Oleh : Frans Ign Bobii
[KabarIndonesia]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!