»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Peneliti: Wamena Kaya Tanaman Obat

Jayapura - Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua yang terletak di Lembah Baliem pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut memiliki kekayaan hayati berupa tanaman obat yang telah ribuan tahun digunakan masyarakat Suku Dani dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini.
Hal tersebut diungkapkan Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Harry Wiriadinata pada acara Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Tanah Papua di Jayapura, Sabtu.

"Pengetahuan masyarakat Suku Dani tentang penggunaan tanaman obat ini sejalan dengan perkembangan budaya dalam hal pengobatan," jelasnya.
Banyak tanaman obat yang tumbuh di Wamena memiliki nilai medis yang tinggi dan dapat diolah lebih lanjut sebagai obat yang berguna bagi manusia.

Harry mengatakan, beberapa tanaman obat tersebut bersifat endemik yaitu hanya tumbuh di Wamena, seperti Rhododendron macgregoriae sebagai antibakterial dan Myrmecodia aureospinosa yang diduga bisa menyembuhkan kanker dan penyakit lainnya.
Sementara itu, Pandanus conoideus atau pandan merah merupakan tanaman obat yang cukup populer di kalangan masyarakat luas karena sudah diolah dan diproduksi dalam bentuk cairan sehingga mudah dikonsumsi.

Tanaman yang dikenal pula dengan nama obat panacea ini menghasilkan 35,93 persen minyak per buah yang mengandung 79,92 persen asam oleik, 19,58 persen asam palmitoleat dan 0,48 persen asam stearat.
Sementara itu, Pandanus julianetti atau tuke mengandung 52,39 asam oleik, 44,90 persen asam palmitat, 0,19 persen asam stearit dan asam lainnya yang belum teridentifikasi.
Dari hasil penelitian, lanjut Harry, terdapat lebih dari 70 jenis tanaman obat di Wamena, yang termasuk dalam 62 genera dan 37 famili. Kebanyakan dari tanaman tersebut dibudidayakan masyarakat dan beberapa masih tumbuh liar di hutan-hutan hujan Wamena.

Tanaman obat budidaya misalnya hipere atau betatas yang berguna sebagai antibakterial, terungmili sebagai sumber vitamin, guyavas untuk obat diare, kebi untuk penambah darah, dan lain sebagainya.
Sedangkan tanaman obat yang masih tumbuh liar diantaranya adalah mege atau Mucuna pruriens untuk penyakit parkinson, witar atau Solanum nigrum untuk menyembuhkan masalah pencernaan, itanamuke atau Rhododendron macgregoriae sebagaio antibakterial dan lain sebagainya.

Beberapa tanaman budidaya dapat dengan mudah ditemukan di pasar sebagai makanan sehari-hari bagi masyarakat Wamena.
Harry berharap potensi tanaman obat yang terdapat di Wamena ini dapat dilestarikan, dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat luas agar manfaatnya bagi kehidupan manusia dapat lebih dirasakan. [Antara/FINROLL News]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!