»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Dana Perdasus Kehutanan Papua Semuanya Bantuan Inggris

Jayapura - Seratus persen dana yang digunakan dalam proses penyusunan hingga pengundangan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Nomor 21 tahun 2009 tentang pengelolaan kehutanan di Papua, merupakan bantuan Inggris.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Ir. Marthen Kayoi di Jayapura, Jumat, menjelaskan, bantuan asing, khususnya Inggris dalam pengelolaan hutan di Papua adalah bentuk perhatian dunia kepada hutan Papua sebagai paru-paru dunia.

Marthen tidak menyebut berapa besar dana bantuan Inggris itu tapi mengatakan bahwa hutan papua saat ini menjadi salah satu perhatian dunia dalam kaitan dengan penyumbang emisi karbon terbesar.
Marthen Kayoi juga mengungkapkan, bantuan dana dari Inggris ini juga merupakan bentuk perhatian besar terhadap hutan Papua dan menjaga kearifan lokal, serta keberpihakan dan pemberdayaan masyarakat Papua yang sangat berarti bagi Papua dalam menyusun aturan pengelolaan hutan.

"Ada satu kesulitan dalam aspek birokrasi dimana pencairan dana terkadang sulit. Dengan adanya dana bantuan asing ini, membuat apa yang kita kerjakan menjadi sangat lancar," jelas Marthen Kayoi.
Lebih lanjut Marthen mengimbau semua pihak agar turut berperan aktif dalam pengelolaan hutan di Papua.
"Artinya setiap pihak maupun perseorangan mempunyai pendapat yang berbeda. Kedepannya semua masukan, saran dan kritik, sangat kita butuhkan untuk pengelolaan hutan Papua," ungkapnya.

Berdasarkan data terakhir Dinas Kehutanan Papua, dari 31,5 juta hektare hutan di Papua, tinggal sekitar 23-24 juta hektare yang masih bertahan hingga sekarang.
"Yang jadi pertanyaan, apakah sisa luas hutan kita itu, akan tetap bertahan sampai kiamat atau dalam kurun waktu sepuluh tahun kemudian kembali akan berkurang." Ini pekerjaan berat bagi kita semua," papar Marthen Kayoi. [Antara/FINROLL News]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!