»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Gandarusa Untuk KB Pria Dan Obati HIV/AIDS

Disebut mampu menyembuhkan HIV/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)?
Oleh : Edy M. Ya`kub


Siapa sangka jika tumbuhan yang lazim dijumpai sebagai tanaman pagar ternyata memiliki khasiat luar biasa?

Siapa juga yang menduga jika tanaman yang cocok dijadikan tanaman pelindung itu mampu menjadi KB alami untuk pria dan bahkan disebut-sebut mampu menyembuhkan HIV/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)?

Gandarusa. Itulah nama tanaman pelindung yang kemudian diteliti oleh dosen Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr. Bambang Prajogo Eko, W., MS.Apt.

Di tangan peneliti yang mendapat penghargaan "Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa" di Jakarta pada 2 Oktober 2009 itu, tanaman pagar bernama Latin "Gendarussa Vulgaris Nees" itu diubah menjadi produk herbal yang berkhasiat.

"Awalnya, tanaman Gandarusa itu sudah lama digunakan orang Papua untuk obat alami mencegah kehamilan, bahkan orang Papua juga memakai Gandarusa sebagai mahar," ucapnya.

Maksudnya, para pria di Papua yang hendak menikah diwajibkan minum gandarusa agar tidak mempunyai keturunan hingga maharnya tuntas dibayarkan.

"Jadi, tanaman itu sebenarnya sudah puluhan tahun digunakan oleh nenek moyang kita di Papua, kemudian saya kembangkan dalam penelitian terhadap tanaman itu sejak tahun 1987," tuturnya.

Sebelum terbukti mampu menunda keturunan, tanaman Gandarusa itu sebenarnya juga memiliki manfaat lain, yakni sebagai obat keseleo atau terkilir.

Tidak hanya itu, Gandarusa juga mampu meredam bengkak atau nyeri yang ditimbulkan.

Bagian tanaman yang sering dimanfaatkan adalah daunnya. Rasanya khas, sedikit pedas, asam, dan getir.

Berdasarkan pengalaman, Gandarusa dipercaya membantu melancarkan peredaran darah, juga sebagai pereda mual dan antirematik.

"Menciptakan obat baru atau membuktikan khasiat dari sebuah tanaman memang membutuhkan waktu yang lama, bahkan penelitian khasiat Gandarusa sudah dilakukannya selama satu generasi atau lebih dari 20 tahun," tandasnya.

Kepala Departemen Farmakognosi dan Fitokimia itu ingin benar-benar menguji sejauh mana khasiat dari tanaman itu, lalu ia meneliti kandungan aktif dan toksisitas (racun) yang dimiliki Gandarusa selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2008, Bambang mulai melakukan uji klinik pada manusia yakni 36 pria sukarelawan sehat dan uji kliniknya pun berhasil.

Artinya, ke-36 sukarelawan sehat itu mampu menunda keturunan dan tak ada efek samping negatif yang dirasakan.

Pada tahun 2009, Bambang kembali melakukan uji klinik yang kedua pada 120 subjek yang merupakan pasangan usia subur di bawah 40 tahun. Uji klinik fase kedua itu pun cukup berhasil.

Temuan Gandarusa sebagai kontrasepsi alami bagi pria tentu menarik, sebab selama ini kontrasepsi bagi pria identik dengan cara-cara mekanis dan terkadang pria enggan melakukannya.

Misalnya, cara vasektomi yang harus dilakukan dengan cara operasi. Dengan Gandarusa sebagai alternatif, partisipasi pria dalam program KB dapat ditingkatkan.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang ingin menjadi subur lagi setelah mengonsumsi Gandarusa?

"Hal itu dapat dilakukan dengan menghentikan konsumsi selama beberapa waktu. Itu tanpa efek samping dan minim risiko," paparnya.

Terbuktinya khasiat Gandarusa sebagai KB hormonal itu ternyata tak hanya berkhasiat dalam hal pengobatan saja, namun juga mampu menumbuhkan potensi ekonomi jika dibudidayakan.

Masalahnya, untuk memanfaatkannya sebagai KB hormonal, Gandarusa tidak bisa dimakan atau direbus begitu saja, sebab pada dasarnya tanaman itu beracun, sehingga membutuhkan proses pengolahan agar racun yang dikandungnya benar-benar hilang.

Dalam penelitiannya, Bambang menemukan ada aspek manfaat lainnya yakni cluster-cluster pada Gandarusa itu positif untuk mengobati HIV/AIDS.

"Tapi, untuk temuan itu, saya harus melakukan penelitian lebih lanjut," ujarnya.

Saat ini, obat herbal antivirus HIV/AIDS yang sudah ditemukan di Amerika Serikat berasal dari tumbuhan Sambiloto yang diambil zat aktifnya, kemudian diolah dengan berbagai macam campuran sehingga menghasilkan antivirus HIV/AIDS. [Antara/FINROLL News]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!