»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Pembangunan Jalan Nasional di Papua Butuh Perjuangan Tinggi

Sorong - Kepala Balai Besar Jalan Nasional X, Papua dan Papua Barat, Ir Ober Gultom, mengatakan, panjang ruas jalan nasional di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat hingga tahun 2010 mencapai 3.000 kilometer.

Diakui bahwa tingkat kesulitan pembangunan jalan cukup tinggi terutama di daerah pegunungan tengah. Untuk memobilisasi peralatan dan material, harus ditempuh melalui sungai hingga puluhan bahkan ratusan kilometer. Setelah itu, baru masuk ke lokasi melalui jalan darat.

"Tapi, sejumlah besar kawasan di Papua ditempuh hanya melalui udara. Misalnya, daerah di Jayawijaya hingga pegunungan tengah lainnya yang tak ada akses sungai, itu harus ditempuh dengan pesawat," kata Ober Gultom.

Jangan heran kalau harga satu sak semen di pegunungan tengah dan kawasan Jayawijaya mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu. Oleh karena itu, pembangunan jalan jadi memakan biaya besar. Misalnya, keperluan material untuk pembangunan satu kilometer jalan bisa mencapai nilai Rp 4 miliar.

Bagaimanapun, Balai Besar Jalan Nasional Papua - Papua Barat tetap berupaya maksimal untuk berbuat yang terbaik bagi daerah ini. Meski diakui, memang tingkat kesulitan daerah ini yang cukup tinggi itu. Tingkat kesulitan lain, yaitu karena medan yang cukup terjal dan berbukit.

Ketika hujan lebat berbulan-bulan, jalan yang sudah jadi tertimpa puluhan ribu kubik material tanah dan batu akibat longsor di deretan pegunungan yang tinggi-tinggi itu.

Dengan kesulitan yang begitu tinggi, maka ini memerlukan teknologi yang cukup tinggi pula-baik alat maupun sumber daya manusia berkualitas yang menanggulangi berbagai kesulitan. Hal itu menjadi suatu keberhasilan bagi pembangunan di Papua dan Papua Barat, khususnya bidang pekerjaan umum.

Menurut Ober, dengan dukungan pemerintah daerah serta masyarakat Papua dan Papua Barat, pihaknya berupaya agar akses dari pedalaman ke pasar perkotaan besar akan terwujud suatu ketika. Itu akan tercapai tentunya melalui perjuangan seluruh elemen masyarakat yang ada di kedua provinsi ini.

Upaya yang dilakukan balai dan pemerintah daerah kedua provinsi ini adalah menembus keterisolasian pelosok. Antara lain, hingga 2010 ini akses jalan nasional sudah mencapai seluruh daerah pesisir pantai ke dua provinsi ini (Papua dan Papua Barat).

Daerah-daerah kabupaten baru yang dahulu belum dijangkau jalan darat, kini sebagian besar sudah tercapai. Daerah-daerah tersulit sekalipun, baik melalui darat maupun udara, diupayakan untuk dibongkar keterisolasiannya dengan membuat ruas-ruas jalan.

"Mulai dari daerah pegunungan tengah hingga daerah pantai di Merauke dan daerah-daerah pemekaran barunya, di Jayapura, Biak, Manokwari ke Sorong, Manokwari Bintuni, Fak-fak ke Bintuni, sudah mulai dikerjakan tahun 2010," kata Ober. [Yacob Nauly/SuaraKarya-online]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!