»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Diprotes Masyarakat Papua, Film 'Lost In Papua' Cuma Mitos

Jakarta - Film Lost In Papua yang dibintangi Fauzi Baadila dan Fanny Fabriana diprotes oleh Lembaga Masyarakat Papua (LMA). Mendapat protes, produser film menegaskan cerita film itu cuma mitos.

LMA yang diwakili oleh Lenis Kogoya, STh, M.Hum selaku ketua LMA Papua menyampaikan protesnya karena di salah satu surat kabar disebutkan bahwa masyarakat pedalaman Papua kanibal.

"Jujur saja, saya kecewa berat dengan adanya pemberitaan di salah surat kabar yang mengatakan, suku primitif Papua adalah merupakan suku pedalaman kanibal dan memakan jasad. Tidak ada orang-orang atau suku di Papua yang seperti itu," kata Lenis di Hotel Jayakarta, Kota, Jakarta Barat, Senin (14/3/2011).

Mengaku belum menonton langsung filmnya, Lenis tetap meminta agar surat kabar dan produser film agar meluruskan persepsi miring itu.
"Kita tersinggung karena disebutkan ada manusia bisa makan manusia. Itu yang kita tidak terima. Kita meminta kepada produser beserta koran tersebut untuk meluruskan berita," ujarnya.

Selain akan bertemu dengan produser film Lost In Papua, Lenis serta masyarakat Papua akan mengambil langkah hukum jika apa yang menjadi keinginannya tidak digubris.
"Apa yang kita lihat tidak sesuai dengan keinginan masyarakat Papua, terlebih ini menyangkut nama baik Provinsi Papua. Jika isi film sama saja dengan isi pemberitaan tersebut, maka LMA akan membuat surat untuk menempuh jalur hukum dan tak segan-segan masyarakat Papua yang akan bertindak," ancamnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Executive Producer Lost In Papua Elvin Ardiansyah mengatakan, film tersebut hanya cerita mitos.
"Memang ada cerita seperti itu dan itu mitos. Bukan cerita sebenarnya. Suku pedalaman yang kita gambarkan cuma sebatas mitos," papar Elvin.

Elvin berjanji akan sedikit mengubah isi film seperti keinginan LMA demi memajukan provinsi Papua dan nama baik Papua.
"Kita akan mengubah sesuai apa yang diinginkan mereka karena ini sesuai nama baik papua," janjinya. (ang) [Johan Sompotan/Okezone]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!