»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Indonesia Serahkan 216 Jasad Tentara Jepang

Biak - Pemerintah Republik Indonesia menyerahkan secara resmi 216 jasad abu kerangka eks tentara Nippon Dai Jepang korban perang dunia II. Acara penyerahan bertempat di Monumen Perang Dunia Dua di Kampong Anggraidi, Distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Senin (14/3).

Prosesi penyerahan jasad abu 216 eks tentara Jepang dilakukan delegasi pemerintah RI, Drs Zulkifli, kepada perwakilan pemerintah Jepang, Mr Takeshi, dengan disaksikan Sekretaris Daerah Biak Johanis Than serta Sekretaris satu Kedubes Jepang Mr Yamagichi. Ketua delegasi Jepang, Nishikobu Manabu, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah RI, pemrov Papua serta pemkab Biak dan masyarakat kabupaten Biak Numfor yang membantu pengumpulan serta pengembalian jasad kerangka tentara Jepang korban keganasan perang dunia II yang gugur di tanah Papua.

''Keluarga korban bersama jajaran pemerintah Jepang sangat terkesan dengan adanya kemudahan diberikan jajaran pemerintah RI untuk mengembalikan jasad tentara Jepang korban perang dunia II ke tanah airnya supaya dapat hidup dengan tenang,'' ujar Manabu.

Zulkifli menyebutkan pengambilan kerangka eks tentara Jepang korban perang dunia II merupakan tindak lanjut kesepakatan kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah Jepang tertanggal 7 April 1993. Dia mengakui kemudahan pengambilan kerangka eks tentara Jepang yang diberikan pemerintah RI melalui provinsi Papua serta beberapa kabupaten/kota di Papua diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antar kedua negara.

''Pengembalian kerangka tentara Jepang ke tanah airnya merupakan misi kemanusiaan. Karena itu sebagai bangsa Indonesia, kita patut menghormati kepedulian dan perhatian pemerintah Jepang yang berupaya mengembalikan tentara Jepang korban perang dunia ke negara mereka,'' kata Zulkifli.

Salah seorang keluarga tentara Jepang, Sakamoto Yoshiko, mengakui dirinya tidak mengenal wajah ayahnya saat berangkat menjalankan tugas negara ketika berperang melawan tentara Sekutu pimpinan AS. "Waktu ayah berangkat perang, saya masih berusia lima tahun. Ya bagaimana wajahnya, saya tidak begitu kenal,'' katanya. ''Namun melalui pengambilan kerangka ini, saya yakin arwah ortu saya bisa hidup tenang dan kembali ke negaranya.'' [Antara]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!