»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Harga Raskin Naik, Warga Biak Mengeluh

Biak - Sebagian warga kelurahan Burokub, distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, mengeluhkan harga beras untuk keluarga miskin (Raskin) karena dijual melebih harga standar pemerintah.

“Raskin biasa dijual sesuai yang ditetapkan pemerintah Rp1600, dan sejak sebulan terakhir Raskin yang per sak 50 kg tiba-tiba dijual mencapai Rp3000 per kg atau per saknya mencapai Rp150 ribu,” kata Yan G Rumbarar, salah seorang warga kelurahan Burokub kepada Bintang Papua, Rabu (6/4).

Menurutnya, harga jual Raskin tersebut telah memberatkan sejumlah warga miskin di kelurahannya, apalagi mata-pencaharian warga sehari-harinya tidak semuanya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Sehingga adanya Raskin sangat membantu kelangsungan pangan sehari-hari. “Adanya program Raskin tentunya sangat membantu, namun jika harganya kelewat mahal tetap saja tidak merubah kondisi masyarakat miskin disini,” ujarnya. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Daerah segera turun dan mengecek kondisi yang terjadi, dikhawatirkan ada oknum yang mencoba bermain dalam penjualan Raskin tersebut. “Kami tak sebutkan oknum siapa, tapi yang jelas dengan harga Rp150 ribu tentu dengan cara ini, dikhawatirkan Raskin bisa dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, sebab kalau dijualnya Rp85 ribu hingga Rp110 ribu per sak, itu masih wajar untuk karung 50 kg karena alasan angkutan atau yang lain-lain, dan kalau Rp150 ribu akan jadi permasalahan serius bagi warga miskin,” ungkapnya.

Terkait hal itu, Kepala Kelurahan Burokub, Hesty Kbarek mengakui adanya keluhan warga tersebut. Namun harga Raskin untuk per saknya yang dijual ke warga dikelurahan tersebut untuk ukuran berat 50 kg per sak hanya dijual ke warga mencapai Rp120 ribu per sak dan seperti dikatakan harganya mencapai Rp150 ribu itu adalah keliru. “Kami kasih harga per sak untuk 50 kg itu Rp120 ribu, karena diperhitungkan dengan upah tukang pikul dari lokasi jalan ke kantor yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara,” kata Lurah Hesty Kbarek saat dikonfirmasi Bintang Papua, Rabu (6/4).

Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Biak, Abu Hanifah mengatakan, pada prinsipnya Bulog dalam pendistribusian Raskin tetap berpegang pada aturan pemerintah. Yaitu tetap harga jual Rp1600 per kilonya. Jadi kalau dengan saat ini untuk berat isi 50 kg berarti sekitar Rp80 ribu per sak. Dan jika terjadi kenaikan dilapangan, itu bukan tanggungjawab Bulog, sebab tugas Bulog hanya menyimpan di gudang Dolog dan mendistribusikannya hingga ke titik yang ditentukan. Selanjutnya, pihak distrik atau kelurahan / kampung yang bertanggungjawab hingga Raskin dapat diterima oleh penerima manfaat. “Kalau terjadi kenaikan harga dilapangan, itu bukan tanggungjawab kami, sebab tugas kami hanya sampai di titik yang ditentukan di distrik, kampung atau kelurahan,” ujarnya, Rabu (6/4).

Lebih lanjut kata Hanifah, stok beras Bulog untuk Biak Numfor dan Supiori yang saat ini berada di gudang Dolog mencapai 2064 ton. Dan ukuran per sak 50 kg, merupakan beras asal Vietnam dengan peruntukannya selain menjawab program Raskin, juga untuk para PNS dan TNI/Polri di dua kabupaten. “Stok kita saat ini di gudang Dolog bisa bertahan hingga dua bulan kedepan yaitu April-Mei,” ujarnya. Dikatakan juga, bahwa dalam pertengahan April, akan tiba dari Surabaya sekitar 3000 ton yang merupakan beras asal Vietnam. [pin/aj/erick-BinPa]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!