»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Biak Butuh Sarana Aman Gempa

Biak - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Biak Numfor, meminta pemerintah lebih meningkatkan bangunan aman gempa di Biak. Wilayah itu menjadi salah satu daerah rawan gempa dan tsunami pada klasifikasi A di Indonesia.

Kepala BPBD Biak, Yunus Saflembolo, SE, MTP mengatakan, sebagai daerah rawan gempa pada klasifikasi A, sudah selayaknya dibangun perumahan atau bangunan yang konstruksinya aman jika terjadi gempa bumi apalagi disertai dengan tsunami.

“Namun perlu ada sosialisasi kepada masyarakat. Contohnya saja, sewaktu gempa dan tsunami melanda Jepang dengan kekuatan 8,9 pada skala richter, telah terbukti bahwa penggunaan gedung bertingkat yang aman gempa di sana, bisa mengurangi risiko bencana,” jelas Yunus Saflembolo kepada Bintang Papua, Selasa (19/7).

Dijelaskannya, harus menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya mitigasi dari struktur dan konstruksi bangunan yang mampu bertahan pada saat gempa demi mengurangi jatuhnya korban jiwa. Satu pengalaman pahit juga sudah pernah dirasakan masyarakat setempat, saat gempa yang disertai tsunami pada 17 Februari 1996 yang menelan ratusan korban jiwa di wilayah Biak Utara. Begitu pula ratusan gedung banyak yang runtuh bahkan memakan korban jiwa.

“Kami tegaskan kembali, bahwa daerah ini sudah saatnya memiliki bangunan aman gempa agar tidak terjadi reruntuhan yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Inilah, yang harus dipikirkan pemerintah provinsi maupun pusat, dengan mendatangkan pakar arsitek di bidangnya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Selain bangunan aman gempa, kata dia, kesiagaan masyarakat juga harus diperhitungkan sehingga saat bencana terjadi masyarakat siap dan tahu apa yang harus dilakukan. Pihak BPBD juga saat ini tengah meningkatkan kesiapan latihan dan membentuk satgas penanggulangan bencana yang tersebar di 19 distrik dan 179 kampung. “Kesiapan terus dilakukan dengan maksud agar kesiagaan bencana alam akan semakin cepat teratasi.”

Begitu juga pemasangan alat deteksi peringatan dini Tsunami saat ini sangat mendesak mengingat sepanjang wilayah pantai Biak Utara merupakan kawasan rawan gempa.
“Letak pantai utara berada di bibir perairan lautan Pasifik sehingga jika kelak terjadi gempa bumi berskala besar misalkan di negara Pasifik lainnya maka kawasan ini rentan ancaman gelombang Tsunami,” ujaranya.

Menurutnya, jika alat pendeteksi peringatan dini Tsunami direalisasikan serta dipasang pada kawasan tertentu diharapkan dapat membatu warga sepanjang pesisir pantai Biak Utara untuk sedikitnya ada mengetahui peringatan terjadi bencana.

Berdasarkan peta rawan bencana alam di Biak telah dibagi atas lima kawasan rawan bencana, yakni pantai Utara Biak (distrik Warsa,andey,Yawosi, Biak Utara serta Bondifuar) merupakan wilayah rawan satu.

Sedangkan, Biak Timur, Oridek, Padaido, Aimando, ditetapkan daerah rawan bencana dua, sementara pulau Numfor sekitarnya masuk rawan bencana tiga. Distrik Biak Barat dan Swandiwe masuk kawasan rawan bencana alam empat serta distrik Biak Kota, Samofa dan Yendidori berada di kawasan rawan lima. [pin/jer/lo2-BinPa]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!