»»


Perolehan Suara Sementara Pilkada Kabupaten Supiori 2020: Nomor urut 1 Obeth Rumabar - Daud Marisan : 2.312 (12,9%) ●●● Nomor urut 2 Ruth Naomi Rumkabu - Piet Pariaribo: 3.646 (25,1%) ●●● Nomor urut 3 Jacobus Kawer - Salomo Rumbekwan : 1.189 (8,2%) ●●● Nomor urut 4 Ronny Gustaf Mamoribo - Albert : 2.856 (19,7%) ●●● Nomor urut 5 Yan Imbab - Nichodemus Ronsumbre : 4.507 (31,1%) || Update: 04:31wit / 11 Des 2020

Banjir Bandang Akibat Pembangunan Tak Teratur

Jayapura - Banjir bandang di Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, selain disebabkan karena pembalakan liar, juga dikarenakan pembangunan tata ruang didaerah itu yang tidak mematuhi aturan.

Sekretaris Eksekutif, FOKER LSM Papua, Septer Manufandu mengungkapkan pembangunan pemekaran di Kota Wasior dilakukan dikawasan konservasi cagar alam Pegunungan Wandibo.
“Pemda setempat sudah diingatkan agar tidak melakukan kegiatan pembangunan di kawasan cagar alam tersebut, namun mereka tetap melakukan dan hasilnya dapat dirasakan hari ini. Bahwa Kota Wasior tak lagi mempunyai kawasan penyerapan air,” jelasnya kepada wartawan ketika ditemui di Hotel Relat kemarin.
Untuk diketahui, daerah kawasan cagar alam itu, daerahnya curam dan ada beberapa tempat yang menjadi daerah penyerapan air hujan.
“Namun dengan adanya pembalakan liar dan pembangunan dikawasan itu, maka kemampuan daya dukung lingkungan untuk penyerapan air tak mampu lagi dilakukan. Sebab dulunya daerah itu banyak pohonnya dan saat ini didaerah tersebut, pohon-pohon itu tak ada,” katanya.
Oleh karena itu, pemda setempat diharapkan dapat segera menyikapi bagaimana tata ruang di Kabupaten Wasior dapat dibenahi.
“Hampir 80 persen pusat pembangunan didaerah itu berada di kawasan konservasi. Tanah didaerah itu tak stabil, sehingga tak diperbolehkan ada aktivitas pembangunan,” ujarnya.
Kedepan lanjut Sefter, tata ruang pembangunan Kota Wasior harus sudah diarahkan ke daerah Rasie, sebagai ibukota Kabupaten Teluk Wondama.
“Bencana alam di Wasior, menjadi pelajaran bagi kabupaten lain, jika mau memekarkan wilayah atau melakukan pembangunan, harus mengetahui secara jelas history tentang topografi didaerah itu. Sebab jika tidak, akibatnya buruk seperti Kota Wasior saat ini,” ungkapnya.
Dikatakan juga bahwa saat ini, pengelolaan pembangunan yang tidak ramah lingkungan banyak terjadi di Papua. “Ini harus menjadi perhatian pemda setempat jika mau memekarkan wilayahnya,” jelasnya lagi. [dee/BinPa]
Baca : Pemprov Papua Barat Bantah Banjir Wasior Akibat Pembalakan LiarJK: Hentikan Penebangan Pohon di PapuaLSM: Papua Lokasi Favorit Pelaku Pembalakan Liar

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda mengenai posting ini..!!